
Pasuruan -Rifai (32) menunjukan keterbatasan fisik bukanlah penghalang bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan. Ini kisah Rifai yang sukses membudidayakan jamur tiram sampai membuat produk olahan keripik jamur di Pasuruan.
Pria yang mengidap polio ini sejak kecil bekerja sebagai petani di sawah. Sebab dengan kondisi fisiknya, ia merasa tak mungkin dapat bekerja di kantor atau pabrik.
"Saya menderita sakit (polio) sejak kecil. Dengan keterbatasan fisik saya, nggak mungkin diterima di pabrik atau kantoran. Saya menggarap sawah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebetulan ada sawah milik orang tua," kata Rifai dikala ditemui detikcom di kediamannya, Kamis (16/8/2018).
Sembari menggarap sawah, Rifai tak lelah mencari banyak sekali informasi peluang usaha, terutama di bidang pertanian yang digelutinya.
"Alhamdulillah saya dipertemukan dengan seorang sobat yang punya keahlian budidaya pertanian. Dia mengusulkan agar saya membudidayakan jamur. Dia rela beberapa kali datang ke rumah untuk mengajari saya, mulai cara pembibitan, sampai budidaya dan pemanfaatan jamur untuk keripik," terang Rifai.
Berbekal ilmu itu, Rifai kemudian mencoba budidaya jamur di rumahnya, tepatnya pada empat tahun lalu. Meski awalnya mengalami kesulitan, ia tak patah arang. Ia terus belajar sampai menguasai pembudidayaan jamur sampai berhasil panen.
Setelah berhasil panen, Rifai mencoba menjual jamur hasil budidayanya. Selain itu, ia juga membuat produk olahan berupa keripik jamur.
![]() |
"Selain dijual, saya juga belajar mengolah jamur menjadi keripik. Saya bersyukur balasannya dapat memproduksi keripik jamur," ungkap suami dari Sri Utami ini bangga.
Lambat-laun usaha budidaya dan pembuatan keripik jamur milik Rifai berkembang pesat. Saat ini Rifai dapat memproduksi 30 kg-1 kwintal keripik setiap bulan. Dengan harga Rp 10.000 per kemasan dengan berat 1 ons, usaha Rifai pun beromzet Rp 5-7 juta setiap bulan.
"Saya punya dua varian produk keripik jamur, original dan pedas. Banyaknya produksi tergantung pesanan," ujar ayah satu anak ini.
Keripik jamur buatan Rifai sudah dipasarkan di Pasuruan, Malang sampai Bali. Selain melayani pembelian langsung, ia juga mendapat pesanan online dari pembeli yang mengetahui produknya lewat media sosial.
"Pembelinya warga sekitar dan teman-teman di Pasuruan. Sekarang mulai banyak pesanan online ke Malang dan Bali," tutur warga Dusun Sumbersari, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan ini.
Karena usahanya berkembang, kini Rifai dibantu sejumlah karyawan yang tak lain yaitu tetangganya sendiri.
"Sebenarnya niatan saya ingin memberdayakan masyarakat sekitar. Selain bekerja mereka juga saya ajari budidaya jamur. Saya harap mereka juga dapat berwirausaha suatu hari nanti," harap Rifai.
Sumber detik.com