
Surabaya -Di kala yang serba canggih dikala ini, perusahaan gas industri dituntut untuk terus berakselerasi. Salah satunya ialah menyelaraskan dan memanfaatkan teknologi digital.
"Kita menyiapkan diri untuk menuju kala digitalisasi. Kita bicara teknologi dan sumber daya manusia," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dikala membuka Kongres Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) di Hotel Novotel Samator Surabaya, Kamis (5/7/2018).
Pemanfaatann teknologi, kata Airlangga, sangat dibutuhkan semoga industrialisasi khususnya di Jatim tetap berjalan dan tentunya semoga terjadi lebih banyak akselerasi industri di Jatim.
Menurut Airlangga, usaha gas industri ini tak ada matinya. "Industri ini ndak ada matinya, jikalau kita bernafas ingat oksigen. Industri ini ada di seluruh Indonesia. Manufaktur jikalau ngelas juga perlu gas," tambahnya.
Kongres yang mengusung tema "Mempertahankan Bisnis Gas Industri untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Era Teknologi Digital" ini dihelat guna mencari solusi dalam memperlihatkan bantuan atau dorongan bagi pertumbuhan industri khususnya gas industri.
Airlangga berharap dengan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan AGII sanggup meningkatkan pula pertumbuhan ekonomi. Karena, perusahaan gas industri ini memiliki peluang yang cukup baik untuk membantu pertumbuhan ekonomi nasional.
"Sehingga tentu ini dengan kerjasama yang baik dibutuhkan sanggup meningkatkan pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Steering Committee AGII Arief Harsono memberikan dalam kurun waktu delapan tahun ini kapasitas pabrik gas industri telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sekitar 300%. Namun dirinya menyayangkan peningkatan ini tidak diimbangi dengan pertumbuhan konsumsi oleh industri lainnya.
Dia mencontohkan lesunya industri baja di Indonesia hingga turunnya harga minyak mentah dunia turut menghipnotis hal ini. Sedangkan untuk menyiasati hal ini, pihaknya menerjunkan tim guna masuk ke daerah-daerah untuk memperkenalkan gas industri.
"Untuk meningkatkan konsumsi kami harus masuk ke daerah-daerah yang belum terjangkau suplai gas industrinya terutama Usaha Kecil Menengah," ungkapnya.
Tak hanya itu, dibentuknya asosiasi ini merupakan wadah bagi para anggota untuk membahas duduk dilema keselamatan hingga menerapkan standar dari masing-masing perusahaan semoga memiliki standar internasional.
Sumber detik.com