Nanas kuntet dipotong setelah dicuci (Foto: Erliana Riady)Blitar -Cerdas melihat peluang bisnis akan mendatangkan keuntungan anggun dan memuaskan. Seperti yang dilakukan Samrotul Azizah ini. Melihat banyak buah nanas kuntet terbuang, pandangan gres bisnisnya justru bermunculan.
Nanas kuntet atau nanas sortitan yaitu buah nanas yang tumbuh tidak maksimal. Saat nanas lain tumbuh besar, nanas kuntet ini sesuai namanya hanya berukuran kecil. Namun ukuran saja yang menjadi pembeda, rasa dan aroma manisnya tetap sama.
Samrotul awalnya mengolah nanas kuntet menjadi selai dan dodol. Namun dua produknya ini rupanya kurang diminati pasar.
"Suami dan mertua saya suplier nanas ke beberapa daerah. Nanas yang kecil -kecil itu gak sanggup dikirim. Lalu saya kepikir, daripada dibuang mending saya olah jadikan selai dan dodol saja," kata Azizah ditemui di rumahnya di Desa Sidorejo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar, Kamis (4/10/2018).
Olahan selainya hanya diminati penjual roti bakar. Sedangkan dodol, nyaris tak terjual. Panganan ini hanya diminati saat masa Lebaran saja. Tak berhenti berkreasi, Azizahpun mencoba membuat produk olahan lainnya. Yakni minuman sari nanas.
"Kalau selai dan dodol kurang peminatnya. Saya kemudian berpikir membuat minuman sari nanas, mungkin saja sanggup laku," imbuh wanita berusia 37 tahun itu.
Azizah pun mulai mengerjakan membuat minuman sari nanas secara manual. Buah nanas dikupas kulitnya, kemudian dicuci dan dipotong. Potongan nanas dimasak dengan air yang dicampur gula asli, bukan rafinasi. Tanpa tambahan materi kimia lainnya, sehingga rasanya lebih segar.
 Foto: Erliana Riady |
Baca juga: Nanas Kundur Siap Banjiri Pasar Singapura |
"Saya memang tidak mau menambahkan perasa dan aksesori buatan, semoga rasanya tidak berubah dan tidak membuat serik (gatal) di tenggorokan," tandasnya.
Mulanya, hanya para tetangga dan kerabat yang mengonsumsi minuman sari nanas ini. Namun tak disangka. Dalam rentang waktu tiga bulan, seruan sari nanas ini melonjak tajam.
Tak mau kehilangan kesempatan, Azizahpun memberanikan diri membeli mesin pengolah dan packaging minuman. Azizah juga merekrut karyawan sebanyak tujuh orang.
"Kalau pakai mesin ini, sehari sanggup memproduksi 100 sampai 500 kardus minuman sari buah nanas. Setiap kardus untuk kemasan 120 ml berisi 32 gelas. Sedangkan yang berisi 150 ml, satu kardus berisi 24 gelas," ujarnya.
Kemasan 120 ml isi 32 cup/dus dijual harga grosir Rp 22.000. Sedangkan untuk harga eceran Rp 25.000. Untuk kemasan 150 ml isi 24 cup/dus, harga grosir Rp 18.000 dan harga ecerannya Rp 20.000
Pesanan akan meningkat sampai tiga kali lipat menjelang Lebaran. Sehingga Azizah harus mempekerjakan 21 karyawan yang dibagi menjadi tiga shiff.
Menjelang hari raya, ia sanggup memproduksi 1.500 kardus minuman per hari.
"Alhamdulillah menjelang hari raya seruan meningkat, sehingga harus disiapkan sejak tiga bulan sebelumnya," terangnya.
Bisnis yang gres dimulai bulan Agustus tahun 2017 lalu, sanggup dirasakan akibatnya sekarang. Azizah sanggup menerima keuntungan bersih sebanyak Rp 60 juga per bulan.
Sumber detik.com
