
Jakarta -Joshi kosei, begitulah istilah orang Jepang untuk menyebut 'gadis sekolah', biasa disingkat 'JK'. Bisnis 'JK' muncul dan menyerempet prostitusi. Selera laki-laki modern terhadap gadis 'kawaii' ini mampu dilacak hingga ke demam idol group terkenal.
Bisnis 'JK' mewujud ke dalam bentuk kafe yang memberi pelayanan untuk pria-pria sampaumur oleh gadis-gadis di bawah umur. Mutsumi Ogaki dalam jurnal Dignity (2018) menjelaskan, jasa yang mereka tawarkan yaitu 'JK' rifure (pijat refleksi), 'JK' satsueikai (sesi foto), dan 'JK' o-sanpo (jalan-jalan bareng). Ada pula program mengobrol santai, bercanda, dan meramal sederhana.
Namun ada opsi diam-diam dalam bisnis 'JK', yaitu anjuran dari laki-laki sampaumur terhadap si gadis kecil untuk melayani nafsu seksual. Di situlah letak prostitusinya.
Stacey Dooley, dalam investigasi BBC, 'Young Sex for Sale in Japan' pada 2017 mencoba menelisik bisnis 'JK' ini hingga turun ke jalan-jalan di Akihabara. Kawasan itu dipenuhi citra-citra gadis manga dan anime yang mirip anak kecil. Gadis-gadis berseragam sekolah menyampaikan jasanya. Di salah satu sudut, ada kafe 'JK'. Salah satu laki-laki paruh baya yang sedang bercanda dengan gadis 'JK' kemudian bicara soal seleranya terhadap gadis berseragam sekolah.
"Gadis memakai seragam sekolah menurutku terlihat bagus dan juga gila," kata laki-laki itu, santai. Bagi dia, tak ada bedanya antara 'imut' dan 'seksi'. Stacey Dooley yang mewawancarainya nampak heran dengan akibat seakan-akan itu.
![]() |
"Ini (alasan berkencan dengan gadis di bawah umur) sulit dijelaskan. Orang Jepang mungkin mampu mengerti dengan mudah, tapi orang luar menganggap ini agak menjijikkan," kata laki-laki lain dalam kafe itu.
Seorang gadis 'JK' berusia 17 tahun yang disensor wajahnya menyampaikan pengakuan. Dia mampu memberi pelayanan seksual lima hingga enam kali sehari. Biasanya ada 15 hingga 18 laki-laki yang dia kencani. Dia bekerja tiga hari dalam sepekan dan masih sekolah.
Ada 300 kafe 'JK' di Jepang. Gadis sekolah sekitar usia 15 tahun dipekerjakan. Ada sekitar 5.000 anak perempuan yang bekerja di kafe-kafe seakan-akan itu.
Fetisisme Seragam Sekolah dan Idol Group
Seragam sekolah menjadi simbol penting di bisnis 'JK' sebab menjadi benda yang membangkitkan gairah sebagian laki-laki di Negeri Sakura. Jejak fetisisme ini terutama muncul lewat budaya populer Jepang pada dekade sebelumnya. Demikian dijelaskan oleh Ogaki dalam 'Theoritical Explanations of Jyoshi Kousei (JK Business) in Japan'.
Pada 1990-an, muncul tren 'buru sera', yaitu dewasa perempuan menjual seragam sekolah bekasnya yang belum dicuci, termasuk baju renang, kepada pria-pria yang memiliki fetisisme terhadap seragam sekolah cewek.
Baca juga: Seks Tabu Digunjing, Sah Dibisniskan |
Tren buru sera mampu dilacak kembali ke dekade 1980-an dari idol group bernama Onyanko Club (O-nyanko Cluba) yang sangat populer di Jepang. Salah satu lagunya yaitu 'Jangan Kau Ambil Seragam Sekolahku' ('Sailor Fuku wo Nugasanaide') pada 1985.
![]() |
Lagu itu mengandung lirik yang provokatif secara seksual dan dipentaskan dengan mengenakan seragam sekolah. Lirik lagu itu menyebutkan bahwa menjadi perawan itu membosankan, ingin melakukan program tertentu, dan sebagainya. Ada pula yang menginterpretasikan lirik itu berpesan wacana pengendalian diri sebagai perawan.
Sekilas wacana Onyanko Club, grup idola ini dinilai sebagai pendahulu AKB48, kelompok dari Jepang yang populer di kurun kini. Onyanko Club dan AKB48 sama-sama diproduseri oleh Yasushi Akimoto. Sebelum memproduseri idol group beranggotakan cewek-cewek, dia yaitu penulis novel, penulis lirik lagu, dan produser televisi. Setelah sukses dengan AKB48, dia berhasil melebarkan sayap internasionalnya dengan memproduseri JKT48, satu replikasi AKB48 di Jakarta.
Baca juga: Senjakala dan Akhir Masa Idol Group? |
Kembali ke tren buru sera di Jepang, tren itu bermetamorfosis 'enjo kosai', yaitu laki-laki sampaumur menyokong kebutuhan ekonomi gadis sekolah dengan timbal balik kekerabatan seksual. Ini terjadi pada 1990-an. Barulah yang paling anyar yaitu bisnis 'JK'.
Menurut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dalam laporan tahunan wacana perdagangan manusia tahun 2014, Jepang masuk ke dalam negara tingkat kedua wacana prostitusi anak. Laporan itu menyoroti wacana enjo kosai dan 'JK walking' mampu mendorong anak-anak ke prostitusi.
Tonton video 'Diduga Tawarkan Prostitusi, Panti Pijat Bu Mamik Digerebek Polisi':
3i Networks [Gambas:Video 20detik]
Sumber detik.com