
Denpasar -Cawapres Sandiaga Uno mengusulkan Bali menerapkan wisata halal. Hal itu ditentang masyarakat Bali. Ini bukan wangsit pertama kali.
Berdasarkan catatan detikcom, Selasa (26/2/2019), anjuran Sandi pernah dilontarkan dikala menjadi Wagub DKI Jakarta. Sandiaga memprediksi jikalau target satu juta wisatawan tercapai peluang transaksi ekonomi yang sanggup tercipta sebesar Rp 40 triliun.
"Target sudah jelas menghadirkan satu juta wisatawan halal lima tahun ke depan. Satu juta wisatawan halal menjemput peluang ekonomi pariwisata halal senilai Rp 30-40 triliun di tahun 2020. Siap? Siap nggak?" kata Sandiaga dikala sambutan dalam aktivitas pertemuan pengusaha wisata halal di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (2/6/2018).
Sandiaga yakin target satu juta wisatawan halal akan tercapai. Menurutnya, Jakarta memiliki fasilitas-fasilitas yang membantu merealisasikan target tersebut.
Sandiaga menilai salah satu kunci kesuksesan dalam berusaha yakni saling berkolaborasi, bukan 'sikut-sikutan'. Wagub usungan Partai Gerindra dan PKS mengingatkan para pengusaha wisata halal untuk saling bekerjasama.
"Sudah banyak mal yang ikut juga sebagai mall syariah dan mall yang sadar zakat. Ratusan destinasi ziarah, belum tersertifikasi dan lebih penting, semuanya ini punya kita. Punya Jakarta, punya masyarakat semua. Punya anda semua, para pelaku usaha bisnis halal," imbuh dia.
Tapi belum idenya terwujud, ia buru-buru meninggalkan bangku Wagub DKI. Ia memilih mengejar bangku cawapres mendampingin Prabowo Subianto. Nah, dalam kampanyenya di Bali, lagi-lagi ia mengusulkan wisata halal, kali ini di Bali.
"Prabowo-Sandi fokus untuk memberdayakan UMKM, meningkatkan kewirausahaan dan di Bali sendiri pariwisata kita harapkan pariwisata akan lebih baik dan multiplayer-nya banyak sekali kepada UMKM. Salah satunya juga pariwisata halal, banyak potensinya, dan sekarang banyak diambil oleh Bangkok, Thailand," kata Sandiaga di Hotel Alkyfa, Jl Pura Demak, Pemecutan Klod, Denpasar, Bali, Minggu (24/2).
Sontak anjuran ini mendapatkan tentangan dari masyarakat setempat. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Yuniartha menolak wacana itu.
"Ya nggak mungkinlah, kita sudah mengiklankan sebagai pariwisata budaya sesuai Perda Nomor 2 Tahun 2012," kata Yuniartha.
Bagaimana kata Gubernur Koster? Ia langsung bilang tidak dengan anjuran Sandiaga itu.
"Saya kira untuk Bali sudah ada branding-nya sesuai kearifan lokal Bali. Karakter Bali yaitu pariwisata berbasis budaya. Saya kira nggak perlu lagi kita berbagi branding yang lain justru itu akan mempersempit dan mengecilkan branding sejenis yang sudah ada di Bali, wisata budaya," ujar Koster di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Bali, Jl Tjok Agung Tresna, Denpasar, Bali, Selasa (26/2/2019).
Saksikan juga video 'Restoran Nonhalal Boleh Eksis di Wisata Halal Pemprov DKI':
3i Networks [Gambas:Video 20detik]
Sumber detik.com